Minggu, 20 Januari 2008

Tugas Akhir

Perspektif Persamaan Gender Dalam Islam

Pandangan mendasar Islam tentang keberadaan laki-laki dan perempuan di dalam kehidupan masyarakat. Sebagaimana diketahui, Islam memandang bahwa perempuan hakikatnya sama dengan laki-laki, yakni sama-sama sebagai manusia, hamba Allah yang memiliki potensi dasar berupa akal, naluri dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat, Islam memandang bahwa keberadaan perempuan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan laki-laki. Keduanya diciptakan untuk mengemban tanggung jawab yang sama dalam mengatur dan memelihara kehidupan ini sesuai kehendak Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur makhluk-Nya.

Sedangkan menurut selain agama Islam, yang memaknainya terkait dengan gender terdapat perbedaan yang di alamatkan kepada perbedaan jenis kelamin. Di mana laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang essensial yang tidak mungkin berubah. Bahwa laki-laki memiliki dzakar dan penis, sementara perempuan memiliki payudara, bisa hamil dan melahirkan, serta memilki vagina adalah kenyataan yang tak terbantah. Tetapi kemudian laki-laki harus jantan, keras, dan perempuan harus lemah lembut serta kiprahnya di rumah saja, tentu bukanlah perbedaan yang sessensial. Gaya hidup, oleh tubuh, dan peran serta keseharian laki-laki dan perempuan lebih disebabkan oleh interaksi mereka dengan lingkungan social dan apresiasi mereka terhadap nilai-nilai budaya yang disepakati bersama.

Konsep gender seperti ini memang memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi kebangkitan perempuan untuk berpartisipasi bagi kebangkitan perempuan untuk berpartisipasi di dalam berbagai sendi kehidupan. Gender pun lalu menjadi cukup penting karena di dalamnya mempertanyakan suatu konsep yang telah mapan berabad-abad, khususnya yang berkaitan dengan hubungan laki-laki dan perempuan. Dan isu yang ramai dibicarakan pada saat ini yaitu tentang feminisme yang tidak dapat dipisahkan dari konsep gender dimana ia berusaha mengungkapkan dimensi ketidak adilan, kekerasan, diskriminasi, dan sebagainya yang ada dalam realitas kehidupan sehari-hari. Perempuan sebagai subjek merupakan entitas yang paling menentukan adanya konsep gender dalam kehidupan mereka sendiri. Alasannya adalah kerena perempuanlah yang diyakini sangat repersentatif untuk mengerti dan membicarakan keadaan dan kebutuhan kehidupan mereka sendiri dibanding laki-laki. Persoalan-persoalan seperti kesehatan reproduksi, kesejahteraan keluarga, masalah kesehatan dan pendidikan anak, dan lain-lain serta isu-isu kekerasan seksual merupakan problem mendasar yang lebih masuk ke dalam wilayah perempuan dan relative lebih dimengerti oleh perempuan.

Lalu, bagaimana pengertian kesetaraan gender itu bisa disosialisasikan dengan baik?

Salah satunya medianya adalah keluarga. Dalam hal ini, peran seluruh komponen di dalam keluarga menjadi penting untuk memberikan wawasan tentang gender. Jika selama ini persoalan rasionalitas hanya milik laki-laki dan emosionalitas hanya milik perempuan, maka pandangan seperti ini perlu dikoreksi bahwa keduanya bisa dipadu dalam satu tubuh dan jiwa sehingga baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki kemampuan untuk berbuat segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan keluarganya. Kemampuan untuk mengelola wawasan gender dalam keluarga inilah pada gilirannya akan mencairkan kebekuan dan kebakuan stereotip tentang perbedaan jenis kelamin. Terkait dengan pernyataan di atas Islam memandang kaum laki-laki dan perempuan sebagai dua pihak yang setara, yang wajib bekerja sama dalam menciptakan keluarga dan masyarakat yang harmonis, bahagia, dan berhasil. Dimana masing-masing harus bersikap setia, bijaksana, dan saling bergantung satu dengan yang lain. Mereka harus bekerja sama dalam menghadapi segala rintangan dan masalah yang muncul. Kedua belah pihak bertanggung jawab terhadap pengasuhan dan pendidikan anak-anaknaya. Mereka berdua juga harus bekerja sama mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masing-masing pihak, dan bersikap kompak dalam menghadapi dunia luar. Masing-masing pihak harus mampu menjadi sahabat bagi pihak yang lain dan berusaha untuk dapat membahagiakannya.

Beberapa ayat al-Qur’an menjelaskan tentang peran, hak-hak, serta tugas-tugas kaum perempuan.

Artinya: dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetap para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Al-Baqarah: 228).

Selain itu terkait pula dengan ciri-ciri dari seorang peremuan sholihah dalam keluarga:

  • Taat Beragama
  • Dari Lingkungan yang Baik
  • Perawan
  • Penyabar
  • Memikat Hati
  • Amanah
  • Tidak Bersolek Bila Keluar Rumah
  • Kufu' dalam Beragama
  • Tidak Materialis
  • Senang Menyambung Ikatan Kerabat
  • Pandai Menyimpan Rahasia
  • Subur
  • Tabah Menderita
  • Bukan Pencemburu Buta
  • Perangai dan Kata-katanya Menyenangkan
  • Mudah Dilamar
  • Besar Cintanya
  • Patuh dan Taat
  • Hemat
  • Besar Kasih Sayangnya kepada Anak Kecil

Demikianlah, telah jelas bahwa Islam menganggap kaum perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan kaum laki-lak, yaitu sebagai hamba Allah. Yang dapat saling mengisi terutama jika telah ada dalam ikatan pernikahan.

Sumber: (perempuan, Feminisme, dan Islam), (Khadijah sosok perempuan karier sukses), (Kiprah politik Perempuan), (http://myayshee.blogspot.com)

Senin, 10 Desember 2007

GLOBAL WARMING

Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas, bukanlah
suatu masalah yang perlu kita risaukan.

"Mana mungkin sih tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa
mengganggu kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulah
Anda berpikir.

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC)
mempublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya
sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi
peningkatan suhu merata di seluruh
bagian bumi, antara 0,15 - 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus
berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan
es
di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas,
pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun
akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang
berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah
di
pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin lama makin luas, sehingga

akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa
manusia.

Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-2002, suhu
minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o C per tahun.
Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu maksimum hingga 0,87 o C
per
tahun. Tanda yang kasat mata adalah menghilangnya salju yang dulu
menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di Indonesia , yaitu Gunung
Jayawijaya di Papua.

Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir
dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan.
Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm.
Jika
suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050
daerah-daerah
di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi
(seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.

Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah seharusnya
kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam kedaulatan negara. Es
yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke laut lepas dan menyebabkan
permukaan laut bumi - termasuk laut di seputar Indonesia - terus meningkat.
Pulau-pulau kecil terluar kita bisa lenyap dari peta bumi, sehingga garis
kedaulatan negara bisa menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang
sekitar 2000 pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan
orang yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat
tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.

Peneliti senior dari Center for International Forestry Research (CIFOR),
menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi
gelombang panjang matahari (disebut juga gelombang panas / inframerah)
yang
dipancarkan bumi oleh gas-gas rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah
untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bisa
menyebar). Gas-gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer).
Penipisan
lapisan ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis
lapisan-lapisan teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek
matahari (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi
gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas, sehingga kian
meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca tadi.

Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%)
penyumbang emisi gas rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar
fosil (minyak, bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga,
mobil, pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke
udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan (CH4,18%),
ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas metan banyak
dihasilkan dari proses pembusukan materi organic seperti yang banyak
terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga dihasilkan dari penggunaan BBM
untuk kendaraan. Sementara itu, emisi gas CFC banyak timbul dari sistem
kerja kulkas dan AC model lama. Bersama gas-gas lain, uap air ikut
meningkatkan suhu rumah kaca.

Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya iklim.
Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah memasuki
bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau. Menurut perkiraan,
dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim kemarau ke musim hujan terus
bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari normal. Banyak
orang menganggap, banjir besar bulan Februari lalu yang merendam lebih
dari
separuh DKI Jakarta adalah akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35%
rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin panasnya
udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan di Indonesia bukan hanya
menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga warga dunia. Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan, Indonesia
pantas malu karena telah menjadi Negara terbesar ke-3 di dunia sebagai
penyumbang gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut
(yang diubah menjadi permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak bisa
menyelamatkan mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan
habis, 10 tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di
seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak lagi bisa
menghirup udara bersih.

Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan sepanas planet
Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa bertahan, termasuk
anak-anak kita nanti.

Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :

1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan
standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak.
Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN
menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).

2. Ganti bohlam lampu ke jenis CFL, sesuai daya listrik.
Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).

3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

4. Jika terpaksa memakai AC....
Tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya,
sekitar 21-24o C).

5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

6. Alihkan panas limbah mesin AC
untuk mengoperasikan water-heater.

7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

8. Jemur pakaian di luar.
Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.

9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).

10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

11. Say no to plastic.
Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar.
Atau
Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka
turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

"GOD hears more than u say, GOD answers more than u ask & GOD gives more than u desire ; realize it"

Jumat, 30 November 2007

Tips Belajar Efektif


1. Seorang teman dari Amerika memberi saran belajar yang dia dapat dari ayahnya. Hari pertama sekolah, ulang kembali pelajaran yang telah didapat. Setelah itu baca singkat dua halaman materi berikutnya buat cari kerangkanya saja. Begitu pelajaran tersebut diterangkan guru esoknya, kamu sudah punya gambaran atau dasarnya, tinggal menambahkan saja apa yang belum kamu tahu. Jadi begitu pulang sekolah, kamu hanya mengulang saja untuk mencari kesimpulan atau ringkasan.

2. Usahakan selalu konsentrasi penuh waktu mendengarkan pelajaran di sekolah. Materi yang kamu dengar bakal mudah dipanggil lagi begitu kamu menghapal ulang pelajaran.

3. Beberapa temanmu merekomendasikan untuk mengetik ulang catatan pelajaran ke dalam komputer. Logikanya, dengan mengetik ulang catatan berarti sama saja dengan membaca ulang pelajaran yang baru saja kamu dapat dari sekolah. Materi yang diulang tadi bisa tersimpan di memori otak buat jangka waktu yang lama. Lebih bagus lagi kalo kamu mau membaca kembali atau mempelajari catatan tersebut setelah diketik. Susah lupanya!

4. Cara lain adalah dengan membaca ulang catatan pelajaran kemudian buat kesimpulan dengan kata-katamu sendiri. Supaya dapat terpatri lama di memori, tulis kesimpulan kamu tadi di secarik kertas kecil seukuran kartu nama. Kartu-kartu tersebut efektif untuk mengulang dan membaca singkat kala senggang.

5. Teman lainnya menyarankan untuk selalu menggunakan buku catatan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. Cara ini dinilai lebih teratur sehingga pada waktu ingin mengulang suatu pelajaran kita tidak perlu lagi harus membuka semua buku.

6. Mengulang pelajaran tidak selamanya harus dengan membaca atau menulis. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa membuatmu selalu ingat akan materi tersebut. Bagusnya lagi, kamu menjadi lebih paham akan materi tersebut.

7. Belajar mendadak menjelang tes memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Caranya : selalu buat ringkasan atau kesimpulan pada setiap pelajaran, kalau perlu pakai tabel atau gambar ilustrasi supaya mudah diingat.

8. Ada beberapa temanmu di Australia yang menyukai waktu belajar di siang hari. Maklum, badan masih segar setelah tidur cukup di malam hari, jadi semangat masih tinggi. Kondisi yang bagus tersebut tidak mereka sia-siakan begitu saja. Pagi mereka konsentrasi penuh pada pelajaran di kelas dan siangnya konsentrasi untuk mengulang kembali. Malam hari hanya mereka gunakan untuk mengerjakan aktifitas ringan atau pekerjaan rumah. Jadi tidak pernah ada kata begadang. Boleh juga tuh!

9. Kalau badan capek, bakal susah buat konsentrasinya. Beberapa temanmu menyarankan untuk libur dulu dari acara olah raga atau kegiatan fisik lainnya sehari menjelang ulangan umum.

10. Belajar sambil mendengarkan musik memang asik. Pilih musik yang tenang tapi menggugah. Musik klasik macam Beethoven ato Mozart bisa dicoba. Musik tipe ini cocok banget buat menemani kamu selama mengerjakan tugas yang jawabannya sudah pasti, kayak matematika, ilmu alam atau bahasa asing. Dijamin stamina belajarmu akan selalu berisi dan penuh semangat.


Memang bingung ya kalau semua orang saling memberitahu apa yang harus kamu kerjakan. Paling penting adalah utamakan prioritasmu sendiri. Karena biasanya kita menilai diri sendiri dari apa yang dirasakan, sedang orang lain hanya melihat dari apa yang telah kita hasilkan. Sementara apa yang bisa kita hasilkan hanya kita sendiri yang tahu. Jadi, buat target yang kamu percaya mampu meraihnya bukan apa yang dipikirkan orang lain. Begitu juga dengan cara belajar efektif, pilih cara baik mana yang paling pas dengan kondisimu.

Selasa, 13 November 2007

Tugas Resensi Buku

JUDUL BUKU : Evaluasi Program Pendidikan

PENGARANG : Prof.Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddi Abdul Jabar

PENERBIT : PT. Bumi Aksara

TEBAL HALAMAN : 152

ISI BUKU

Dalam buku ini dibahas bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidiK khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai dalam arti yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Diantara pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan juga calon guru adalah pengetahuan tentang kemampuan guru dalam mengevaluasi program pendidikan. Karena dalam setiap kegiatan yang termasuk kategori resmi dan besar misalnya kegiatan pendidikan, memerlukan satu langkah penting yang dikenal dengan istilah monitoring dan evaluasi, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian kegiatan dengan rancangan yang sudah disususn dan mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan. Karena suatu pendidikan akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan suatu evaluasi, dengan menggunakan strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi terhadap program program pendidikan juga dimaksudkan untuk mengetahuai tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Kandungan pokok buku ini terdiri atas dua macam yaitu:

  • Evaluasi, dan
  • Program.

Hal tersebut dijadikan intisari dalam pembahasan buku ini mengingat peranannya yang sangat vital dalam setiap proses pengajaran baik dalam satuan pendidikan sekolah maupun satuan pendidikan luar sekolah.
Dalam buku ini juga ditulis berbagai hal yang berkaitan dengan evaluasi program pendidikan. Diawali dengan bab pertama yang membahas mengenai konsep dasar evaluasi program, bab selanjutnya mengenai konsep dasar evaluasi program, bab selanjutnya mengkaji tentang model dan rancangan evaluasi program, perencanaan dan pelaksanaan evaluasi program dan lain-lain.

KELEBIHAN:
Buku ini sangat cocok sekali dibaca dan dipelajari oleh semua civitas akademika pendidikan baik guru, dosen maupun mahasiswa khususnya fakultas Tarbiyah yang telah menduduki semester akhir, karena mau tidak mau seorang guru itu dituntut untuk menguasai tentang kemampuannya dalam mengevaluasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Dalam buku ini juga ditulis rangkuman-rangkuman pada akhir bab nya, sehingga memudahkan bagi pembaca untuk mengetahui gambaran materi yang akan dipelajari. Sehingga pembaca mempunyai pengetahuan awal sebelum membaca lebih dalam.

KELEMAHAN:
Mengingat materi ini sangat penting peranannya dalam bidang pendidikan, maka materi-materi yang terkandung dalam buku ini kurang banyak pembahasannya. Disamping itu menurut saya penggunaan bahasa dalam buku ini sulit dipahami karena banyak ditulis istilah-istilah asing yang menghambat pemahaman.

SARAN:
Menurut saya sebaiknya materi ini dibahas lebih rinci dan spesifik agar lebih mudah dalam memahami materi ini. Disamping itu juga sebaiknya bahasa yang digunakan pun lebih sederhana agar para pembaca lebih mudah dalam mencerna kandungan pokok buku ini.

Selasa, 06 November 2007

Tugas Evaluator Pendidikan

SYARAT-SYARAT EVALUATOR

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang sebaik-baiknya, bagi para evaluator program dituntut adanya syarat-syarat tertentu:

1. Memahami Materi, yaitu memahami hakikat seluk beluk program yang dievaluasi, antara lain:

a. tujuan program yang sudah ditentukan sebelum mulai kegaiatan

b. komponen-komponen program

c. variabel yang diuji-cobakan atau dilaksanakan

d. jangka waktu dan penjadwalan kegiatan

e. mekanisme pelaksanaan program

f. pelaksanaan program

g. sistem monitoring kegiatan program

2. Menguasai Teknik, yaitu menguasai cara-cara atau teknik-teknik yang digunakan yang digunakan di dalam melaksanakan evaluasi program. Oleh karena evaluasi program tidak lain adalah penelitian evaluasi, maka evaluator program harus menguasai metodologi penelitian, meliputi:

a. cara membuat perencanaan penelitian

b. teknik menetukan populasi dan sampel

c. teknik menyusun instrument penelitaian

d. prosedur dan teknik pengumpulan data

e. penguasaan teknik pengolahan data

f. cara menyusun laporan penelitian

Untuk metodologi yang terakhir ini evaluator program harus menguasai sesuatu yang lebih dibandingkan dengan penelitan karena apa yang disampaikan akan sangat menentukan kebijaksanaan yang kadang-kadang risikonya sangat besar.

3. Objektif Dan Cermat, tim evaluator adalah sekelompok orang yang mengemban tugas yang dalam tugasnya ditopang oleh data yang dikumpulkan secara cermat dan objektif. Berdasarkan atas data tersebut maka diharapkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan, mengolah dan sebagainya secara cermat dan objektif pula. Khususnya di dalam menentukan pengambilan strategi penyusunan laporan, evaluator tidak boleh memandang satu atau dua aspek sebagai hal yang yang istimewa, dan tidak boleh pula memihak. Baik pelaku evaluasi dari dalam ekstern (terutama yang dibayar!) tidak dibeanrkan “mengambil muka” dari orang/lembaga yang meminta bantuan atau menugaskannya untuk mengevaluasi.

4. Jujur Dan Dapat Dipercaya, tim evaluasi merupakan tim kepada siapa pengambil keputusan menumpahkan seluruh kepercayaannya padanya. Mengapa pengambil keputusan minta tolong untuk mengevaluasi program yang dipandang penting untuk dievaluasi? Alasannya ada dua hal:

(a) Mereka menghindar adanya bias (kesalahan pengamatan atau kesalan persepsi) dan

(b) Dalam mempertanggungjawabkan tindakannya kepada masyarakat luas, tidak akan ada rasa “risih” karena adanya kemungkinan tidak jujur.

Atas dasar alasan penyerahan tugas mengevaluasi tersebut kepada evaluator, maka menjadi suatu beban mental yang berat pada tim evaluator untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sebagai timbal baliknya mereka harus dapat menunjukkan tingkat keterpercayaan yang tinggi kepada pemberi tugas.

Namun ada pendapat lain tentang syarat-syarat seorang evaluator, yaitu di antaranya:

1. Mampu melaksanakan, persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh evaluator adalah bahwa mereka harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.

2. Cermat, dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dievaluasi.

3. Objektif, tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, agar dapat mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.

4. Sabar dan tekun, agar di dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk menyusun proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan menyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.

5. Hati-hati dan bertanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekeliruan yang diperbuat, berani menanggung resiko atas segala kesalahannya.

Menentukan asal evaluator harus mempertimbangkan keterkaitan orang yang bersangkutan dengan program yang akan dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut evaluator dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu Evaluator Eksternal dan Evaluator Internal.

  • Evaluator Internal (Evaluasi Dalam), yang dimaksud dengan Evaluator Dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang evaluasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari evaluator dalam yaitu:

Kelebihan :

1. Evaluator memahami betul program yang akan dievaluasi sehingga kekhawatiran untuk tidak atau kurang tepatnya sasaran tidaka perlu ada. Dengan kata lain, evaluasi tepat pada sasran.

2. Karena evaluator adalah orang dalam, pengambil keputusan tidak perlu banyak mengeluarkan dana untuk membayar petugas evaluasi.

Kekurangan :

1. Adanya unsur subyektivitas darievaluator, sehingga berusaha menyampaikan aspek positif dari program yang dievaluai dan menginginkan agar kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan baik pula. Dengan kata lain, evaluator internal dapat dikhwatirkan akan bertindak subjektif.

2. Karena sudah memahami seluk-beluk program, jika evaluator yang ditunjuk kurang sabar, kegiatan evaluasi akan dilaksanakan dengan tergesa-gesa sehingga kurang cermat.

  • Evaluator Eksternal ( Evaluator Luar ), yang di maksud dengan evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada diluar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan. Melihat bahwa status mereka berada di luar program dan dapat bertindak bebas sesuai dengan keinginan mereka sendiri maka tim evaluator luar ini biasa dikenal dengan nama tim bebas atau independent team.

Kelebihan :

1. Oleh karena tidak berkepentingan atas keberhasilan program maka evaluator luar dapat bertindak secara objektif selama melaksanakan evaluasi dan mengambil kesimpulan. Apapun hasil evaluasi, tidak akan ada respons emosional dan evaluator karena tidak ada keinginan untuk melibatkan bahwa program tersebut berhasil. kesimpulan yang dibuat akan lebih sesuai dengan keadaan dan kenyataan.

2. Seorang ahli yang dibayar, biasanya akan mempertahankan kredibilitas kemampuannya. Dengan begitu, evaluator akan bekerja secara serius dan hati-hati.

Kekurangan :

1. Evaluator luar adalah orang baru, yang sebelumnya tidak mengenal kebijakan tentang program yang akan dievaluasi. Mereka berusaha mengenal dan mempelajari seluk beluk program tersebut setelah mendapat permintaan untuk mengevaluasi. Mungkin sekali pada waktu mendapat penjelasan atau mempelajari isi kebijakan, ada hal-hal yang kurang jelas. hal itu wajar karena evaluator tidak ikut dalam proses kegiatannya. dampak dari ketidakjelasan pemahaman tersebut memungkinkan kesimpulan yang diambil kurang tepat.

2. Pemborosan, pengambil keputusan harus mengeluarkan dana yang cukup banyak untuk membayar evaluator bebas.

Adapun perbedaan yang menonjol antara evaluator luar dan evaluator dalam adalah adanya satu langkah penting sebelum mereka mulai melaksanakan tugas. oleh karena evaluator luar adalah pihak asing yang tidak tahu-menahu dan tidak berkepentingan dengan program, yang diasumsikan belum memahami seluk-beluk program maka terlebih dahulu tim tersebut perlu mempelajari program yang akan dievaluasi.

Hal-hal yang harus dipelajari oleh seorang evaluator meliputi tujuan program, komponen program, siapa pelaksananya dan pihak-pihak mana yang terlibat, kegiatan apa saja yang sudah terlaksana dan gambaran singkat tentang sejauh mana tujuan program sudah dicapai.